Jadiii...di
Dubai itu banyak banget orang kaya. Mobil BMW, Porsche, Chevrolet itu bisa
banyak didapatin di jalan. Demikian juga Jaguar, Aston Martin, Hammer, Land Cruiser…semuanya
ada. Kayaknya mobil jelek nyaris ngga ada. Seandainya ada, ngga mungkin karatan
kayak bemo ato angkot di Jakarta
dan Jogja (maaf…ini sekedar ungkapan fakta tanpa maksud apa-apa, lho..).
Rumahnya
pun besar-besar. Rumah di daerah Puri dan Pondok Indah, Jakarta
yang menurut kita sudah mewah banget, ternyata terhitung banyak yang
punya di kota
ini. Bahkan masih ada yang lebih elit, yang rumahnya kayak istana negara! Golongan
ini tinggal di bagian Dubai
yang dekat dengan daerah Palm Jumeirah resort, deket salah satu bangunan megah
bernama Burj al-Arab. Burj al-Arab adalah hotel bintang 7 (selama ini kamu cuma
tau hotel bintang *****, khan…) di Dubai yang sempat menjadi icon kota ini sebelum munculnya Burj Khalifa, di daerah downtown Dubai .
Burj Khalifa di siang hari |
Nahh..orang kaya yang aku maksud memiliki rumah-rumah ini rata-rata adalah keluarganya raja. Saking luasnya arena rumahnya, bisa kayaknya buat jadi lapangan upacara...Gerbangnya gede banget dan ada penjaganya. Rata-rata tentunya pintu gerbang berdiri kokoh dan tertutup rapat. Pas nengok ke salah satu 'istana' dengan pintu gerbang yang terbuka, ternyata ada jalan masuk yang panjang -- kurang lebih sampe 50 meter ke dalam gitu, baru deh sampe ke bangunannya yang segede-gede istana (seperti di film Princess Diary). Lalu, ada juga orang kaya yang ‘ekstrim’. Entah karena dalam rumahnya udah ngga ada area parkir ato gimana, akhirnya perahu yacht nya ada yang ditaruh di pinggir jalan depan rumah, hadoohhh….bisa menimbulkan kecemburuan sosial itu….(*__*)
tempat kaum jetset menyandarkan kapalnya di Abu Dhabi |
Memang
semua itu terlihat sagatlah ekstrim…apalagi klo dibandingkan dengan rumah-rumah
para pekerja Iran yang tinggal di ruko-ruko, atau tenaga kerja Nepal, India,
dan Asia yang tinggal di apartemen kecil… Setidaknya gaya hidup et set itu membuktikan 1 hal:
bahwa salah satu sifat alamiah manusia adalah tidak mengenal kata “puas”….semua
orang pengen jadi raja. Hmm…seandainya saja para orang kaya Dubai ini sebijak pedagang keturunan china
dalam mengelola uang.
Lepas
dari itu, karena mereka pun mengakui bahwa mereka bukanlah Negara demokrasi,
kejomplangan kelas social itu seakan sah untuk menunjukkan “siapa tuan rumah di
Negara ini”, dan itu masuk akal. Jadi, apakah masih berpikir bahwa demokrasi
adalah system terbaik…??