museum informasi untuk Benteng Bahrain |
Di negara sekecil Bahrain, ternyata mereka memiliki situs
sejarah yang bernilai – setidaknya demikian menurut dunia, sehingga digolongkan
dalam Situs warisan Dunia UNESCO. Seusai liputan, kami pun menyempatkan untuk
mampir ke Qal'at al Bahrain, atau yang sering dikenal dengan sebutan Benteng
Bahrain.
Saat kami datang, museum yang menjadi pusat penerangan untuk
benteng tersebut sudah tutup. Aku rasa karena kami datang menjelang senja. Tapi
itu tidak menghalangi kami untuk berkeliling – atau setidaknya mengambil
beberapa gambar sudut benteng. Toh supir kami, Jafar, sudah berbaik hati
mengantarkan kami ke tempat ini.
sisa reruntuhan peradaban Dilmun |
Lokasi benteng Bahrain sebenarnya diperkirakan telah
diduduki warga sipil sekitar pada abad ke-4 SM. Mereka percaya lokasi itu
merupakan tempat munculnya peradaban Dilmun. Di sekitar benteng utama,
ditemukan jalan, struktur perumahan dan monumen dari 2300 SM, yang dikelilingi
oleh dinding pelindung. Sayangnya, semua sudah tidak beraturan dan pecah-pecah.
Menurut info dari wikipedia, sebenarnya hanya se-perempat bagian saja dari
situs yang berhasil ditemukan – mungkin karena sempat tidak terawatt sekian
lama dan karena tantangan cuaca.
bersama Timmy dan Yudi di Benteng Bahrain |
Kami segera berjalan memasuki benteng utama. Ada pintu-pintu
yang terkunci, tapi da juga yang terbuka. Bagian benteng yang terbuka di
tengahnya sangat lapang, dengan beberapa tangga tanpa sisi pegangan yang
menempel ke dinding. Pada abad ke-16 Portugis lah yang telah datang dan membangun benteng ini. Bahkan
menurut catatan sejarah, di bawah kekuasaan Portugis, benteng ini menjadi
instalasi militer penting untuk melindungi rute perdagangan dari Afrika, India
dan Eropa. Namun aku sendiri kurang mengetahui apa yang menyebabkan akhirnya
benteng ini kehilangan masa kejayaannya, sehinga perlahan-lahan ditinggalkan.
Paling tidak, benteng tersebut diperkirakan masih berfungsi hingga abad ke-18.
mungkin inilah gambaran kehidupan masa itu |
Hari beranjak senja. Kami pun hanya memperoleh beberapa
gambar untuk dokumentasi pribadi. Jafar nampaknya cukup geli dan terhibur
melihat tingkah laku kami saat berpose bodoh untuk foto-foto kami. Yahh…aku
rasa memang tidak banyak yang bias kau lakukan untuk menghibur diri sendiri
jika kau berada di negara yang sedang sendu karena krisis nasional, khan…
Benteng Bahrain di kala senja foto: Timothy, Wahyudi, Lori |
No comments:
Post a Comment