Aku
memang tidak memiliki ketertarikan terhadap dunia balap mobil atau motor,
sehingga saat mendengar ide peliputan selanjutnya adalah ke sirkuit grand prix Bahrain,
aku hanya memandangnya sekilas lalu. Tapi Yudi dan Timmy terlihat sangat
bersemangat. Ok, boys…this is your toy…
Sirkut Bahrain sering juga disebut sirkuit Sakhir, karena terletak di gurun Sakhir -- sebelah tenggara Bahrain. perjalanan menuju ke tempat itu cukup jauh, sekitar 30-45 menit perjalanan darat -- dengan kecepatan tidak kurang dari 110 km/jam. Sirkuit Bahrain adalah satu-satunya sirkuit balap yang ada di Timur Tengah. Resmi berdiri pada tahun 2004, atas ide putra mahkota Bharain, Shaikh Salman bin Hamad Al Khalifa (sungguh memiliki visi…salut..). Kabarnya, Bahrain emang jor-jor an pas ngebangun sirkuit ini.Ngga heran klo sirkuit megah di tengah padang pasir yang awalnya mustahil dapat berdiri dalam hitungan bulan saja! (seingatku pembangunan apartemen di daerah Puri masih dikerjakan, mulai dari pertama kali aku masuk Metro TV hingga hari ini!). Tentunya dengan biaya yang ngga sedikit -- US$ 150 juta (hanya untuk konstruksinya saja!) Bahkan arsiteknya pun langsung ambil dari Jerman, Hermann Tilke -- dia juga lah yang merancang sirkuit Sepang di Malaysia.
Sirkut Bahrain sering juga disebut sirkuit Sakhir, karena terletak di gurun Sakhir -- sebelah tenggara Bahrain. perjalanan menuju ke tempat itu cukup jauh, sekitar 30-45 menit perjalanan darat -- dengan kecepatan tidak kurang dari 110 km/jam. Sirkuit Bahrain adalah satu-satunya sirkuit balap yang ada di Timur Tengah. Resmi berdiri pada tahun 2004, atas ide putra mahkota Bharain, Shaikh Salman bin Hamad Al Khalifa (sungguh memiliki visi…salut..). Kabarnya, Bahrain emang jor-jor an pas ngebangun sirkuit ini.Ngga heran klo sirkuit megah di tengah padang pasir yang awalnya mustahil dapat berdiri dalam hitungan bulan saja! (seingatku pembangunan apartemen di daerah Puri masih dikerjakan, mulai dari pertama kali aku masuk Metro TV hingga hari ini!). Tentunya dengan biaya yang ngga sedikit -- US$ 150 juta (hanya untuk konstruksinya saja!) Bahkan arsiteknya pun langsung ambil dari Jerman, Hermann Tilke -- dia juga lah yang merancang sirkuit Sepang di Malaysia.
Timmy menjadi produser hari ini |
Biasanya
setiap musim semi -- diperkirakan di awal Maret -- akan berlangsung pertandingan
kelas internasional untuk musim pembuka di sirkuit Bahrain. Jadi bisa
dipastikan sektor apa saja yang turut diuntungkan dengan hadirnya acara tahunan
tersebut -- mulai dari bisnis kaos, cendramata, perhotelan, catering, tempat
wisata, hingga penyewaan kendaraan setempat (jangan lupa resto, cafe, tempat
pijat, dan mall yang turut diuntungkan karenanya). Bisa kubayangkan,
pusat kota Manama dan daerah pinggir pantai akan dipenuhi para turis, cafĂ©-cafe penuh, mall-mall disesaki wanita-wanita yang berlalu lalang dengan banyak kantong kertas berisi baju dan asesoris. Pastinya menjadi pemasukan yang menggiurkan untuk negara sekecil Bahrain…
pusat kota Manama dan daerah pinggir pantai akan dipenuhi para turis, cafĂ©-cafe penuh, mall-mall disesaki wanita-wanita yang berlalu lalang dengan banyak kantong kertas berisi baju dan asesoris. Pastinya menjadi pemasukan yang menggiurkan untuk negara sekecil Bahrain…
entah apa maksud pose ini, ttp aku suka^^ |
Kembali
ke Timmy dan Yudi, mereka ngga henti-hentinya mengagumi megahnya sirkuit
tersebut. Dan harus aku akui…sangat megah. Namun nampaknya ketertarikanku kalah
dibandingkan bagaimana patner-patner pria ku ini mengaguminya. Apalagi saat
panitia setempat mengajak kami untuk mengambil gambar dari dalam mobil yang
melaju mengelilingi sirkuit, Yudi nampak mengambil gambar dengan sangat
antusias, meskipun di mataku yang awam ini bangunan megah tersebut tak lebih
dari sebuah arena balap yang kosong tanpa pengunjung.
taping bersama Yudi untuk berita sirkuit Bahrain |
Aku tidak tau seberapa besar kompetisi balap di awal tahun ini menyumbangkan dana
bagi pendapatan negara Bahrain -- tapi aku yakin jumlahnya pasti sangat besar.
Dan lihatlah sekarang akibat dari demonstrasi yang terjadi sejak pertengahan bulan
Februari tersebut bagi negara ini…….semua peluang itu hilang. Tidak hanya itu,
yang aku tau, setiap minggunya -- terutama di Kamis sore hingga Sabtu siang --
Bahrain selalu ramai oleh kunjungan turis dari negara-negara Teluk (mungkin bisa
kita umpamakan seperti Singapura bagi negara-negara di Asia Tenggara). Namun
tidak ada keramaian yang kutemukan selama di Baharain -- tidak di kota, tidak
pula di pantai atau pasar. Semuanya berubah sejak terjadinya unjuk rasa di Pearl Square…dan
masyarakat Bahrain mengaku menyadari adanya perubahan situasi tersebut. Satu
kalimat terlintas di pikiranku mengenai hal tersebut,"Ini patut disayangkan…"
No comments:
Post a Comment