Bisa mandi di alam terbuka (tepatnya….hutan..!)
adalah suatu kemewahan bagiku selama liputan di Semerantihan, Kab. Tebo, Jambi.
Bahkan untuk pertama kalinya melihat beberapa bintang bergerak-gerak…bagaikan
berusaha menyalip bintang-bintang lainnya yang Nampak berkelip dalam diam. Aku
yakin, banyak orang di dunia ini rela membayar mahal untuk bisa mengalami apa
yang kunikmati saat ini…
Ini bukanlah pertama kalinya aku
masuk hutan. Tapi kali ini, ada yang berbeda. Warga talang mamak – suku
pedalaman Jambi yang menjadi obyek liputanku – mengajarkan bagaimana merasa
hidup ‘mewah’ di hutan. Dan sesungguhnya, alam memberi kita segala sesuatu yang
dibutuhkan, asal kita menggunakannya dengan bersyukur….kala ingin makan daging,
dapat bebek atau kancil. Kala ingin manisan, bisa ambil madu. Kala ngga enak
badan, ambil obat-obatan dari tanaman hutan. Kala bosan, mancing ikan. Bisa juga
main kartu atau nongrong di warung bu guru. Merasakan setiap makanan instan dan
kalengan yang dibawa senikmat kaviar, steak, atau shushi pakai salmon. Tanpa facebook,
twitter, path, BBM, whatsapp….ternyata aku hidup.
kancil asappp!!! |
Oh, ya…mengenai topic liputanku:
talang mamak…. Masyarakat talang mamak bisa kita golongkan sebagai penganut
aliran animisme-dinamisme. Meskipun sebagian mulai mengakui dengan identitas
KTP islam/ Kristen, namun kepercayaan nenek moyang masih dipegang teguh. Ngga
heran kalau (katanya) sebagian besar warga talang mamak bisa guna-guna – bahkan
anak kecil sekalipun…. Tapi berbeda dengan guna-guna yang sering dipraktekkan
di kota (identik dengan kecurangan dan ilmu hitam), bagi warga talang mamak,
guna-guna tidak mengandung konotasi negative, melainkan hal yang biasa. Sebenarnya
itu hal yang agak menakutkan buatku, meskipun (katanya) mereka tidak suka
menggunakannya untuk iseng maupun tujuan-tujuan kejahatan.
Suku ini bahkan ada menganggap
keramat beberapa hewan. Mereka percaya kalau dulu gajah(datuk gedang) itu
adalah manusia, sama seperti kita. Kemudian harimau (datuk belang) memiliki
ikatan dengan orang-orang berilmu (dukun) di kalangan mereka. Maka, 2 jenis
hewan ini pantang diburu.
patih serunai ritual menggulung kemenyan sebelum mengambil madu di pohon |
Apakah benar-benar tidak ada satu pun yang rela meninggalkan hutannya? Well…tentu saja ada. sebagian besar adalah
talang mamak di Riau. Secara hitung-hitungan ekonomi, kelapa sawit memang Nampak
lebih menjanjikan… dan aku pribadi tidak merasa blog ini punya cukup ruang
untuk mengomentari hal itu.
Simak wawancara saya dengan
pemuka suku talang mamak: Patih Serunai…
LORI
suku talang mamak yang ada di daerah ini sudah tinggal di Jambi berapa
lama ya?
dari awal zaman penjajah itu suku talang mamak sudah ada.
LORI
Kurang lebih berarti di era penjajah mana nih?
PATIH
sebelum penjajah Belanda masuk, suku talang mamak sudah ada.
LORI
sebenarnya apa nilai hutan bagi suku talang mamak?
PATIH
kami suka tinggal di dalam hutan, kami itu ngambil sumber alam yang
hidup tumbuh2an di dalam hutan, cara hidup kami itu prinsipnya dari dalam
hutan.
LORI
Adakah nilai sacral terhadap hutan sendiri bagi suku talang mamak?
PATIH
hidup di dalam hutan ya banyak jenis pohon itu banyak bisa menjadi
solusi kami, yang menjadi obat atau yang menjadi solusi ekonomi kami. Yang bisa
digunakan dengan cara penukaran bahan bumi (maksudnya barter), itu ada yang
sepertin namanya bibit jernang, seperti itu, gaharu, karet. Yang paling manfaat
bagi kami adalah, hasilnya dari bibit jernang. Itu modal kami.
(jernang harganya bisa Rp 2juta/ kg)
adakah istilahnya hutan yang dibagi, hutan daerah ini, boleh ditebang, atau
boleh dimasuki, yang ini tidak boleh. Ada nggak?
patih
Kalau hutan khusus yang memang tidak boleh dikelola itu memang ada di
tempat kami.
LORI
Kenapa tidak boleh?
PATIH
pertama, sangat angker, dan kedua dia itu memang di sisi kebudayaan dia
dilindungi masyarakat kami.
LORI
Angkernya apa menurut cerita yang diturunkan oleh nenek moyang?
PATIH
Ya menurut angkernya dari nenek moyang kami, itu kalau seandainya kami
hutan, dia angker, kalau itu kita tebas, itu malahan dewa hutannya itu menuntut
bagi kita.
LORI
Ada yang pernah mencoba?
PATIH
bersahabat dengan alam.. |
LORI
Sampai sekarang menjadi peringatan?
PATIH
Sampai sekarang menjadi peringatan. Jadi kami waspada, mana hutan yang
itu sudah diwariskan dan tidak bisa dibuka dan yang bisa kami buka.
LORI
Ada nggak tanaman-tanaman atau pohon tertentu yang tidak boleh ditebang
oleh suku talang mamak?
PATIH
Ya kalau pohon yang terkuat itu dari pengetahuan datuk ninik kami,
banyak pohon di hutan yang tidak boleh ditebang.
seperti belian itu tidak bisa ditebang, itu ada kayu tanam apa yang
mengandung sengat bahaya dewanya,
kedua pohon sialang itu ada seperti tempat madunya bersarang untuk
mengelola hidup kami di situ.
Ketiga seperti pohon duren, ada tanaman datuk ninik kami itu untuk mengelola
makan kami,
keempat itu pohon duku, sampai pohon manggis, sampai itu pohon darau,
sampai itu pohon rambutan. Jadi itu jenis pohon-pohon yang ada di dalam hutan.
Itu meliputi pohon sekitar lebih
kurang masuk tanaman asal, di hutan … sejenis yang bisa kami makan, hampir itu
mengalami 100-200 pohon.
kalau misalnya makan binatang-binatang dari hutan apakah masih sering
dilakukan oleh warga talang mamak?
PATIH
Yaaa kalau makan2 seandainya itu kami untuk bikin, Kami sering cari
daging, tapi kami ambil Cuma untuk makan.
LORI
Tidak untuk hal lainnya?
PATIH
Untuk dijual kalau saya sih engga
Kenapa?
PATIH
Kami itu sangat sayang dengan hewan. Kalau itu kita ambil dari hutan
seperti kancil atau kijang, kita tangkap, kita jual, itu tidak ada manfaatnya
bagi kita. Yang ada manfaatnya kita ambil itu untuk makan.
LORI
Bagaimana suku talang mamak selama kurang lebih beberapa ratus tahun
ini turun temurun mewariskan pelajaran ini pada generasi?
PATIH
Kami ngga bisa baca tulis. Kami belajar jangan kata … batinnya. Yang
bisa mewariskan.
LORI
Melalui diceritakan?
PATIH
Melalui diceritakan. Seperti saya, saya menanggungjawabi warisan dari
tuturnya itu beberapa ratus tahun saya bertanggungjawabkan itu di jahir batin
saya nerima.
Apa pendapat Pak Patih sendiri dengan adanya pendidikan untuk generasi
muda terutama untuk anak-anak yang masih kecil-kecil ini yang berusia 5 -12
tahun?
PATIH
Jadi sekarang itu sudah berapa
ratus tahun yang lewat, orang tua nenek moyang kami itu tidak ada. Gerakan di
bidang ilmu pengetahuan sama anak-anak. Jadi … anak-anak saya itu hidupnya bisa
menjadi seperti mereka yang berteman dengan saya. Bisa menulis dan membaca, bisa
ilmunya pengetahuan. Kalau dia diturunkan (untuk memperoleh pendidikan) cuma
paling banyak satu dua orang, ngga akan bisa mengelola hutan (suatu hari nanti).
LORI
Kalau Pak Patih sendiri, bisa baca tulis?
PATIH
… saya anggaplah saya tidak ngerti.
LORI
Kalau generasi muda yang kayak pemuda yang usianya sekitar 20 tahun ke
atas di talang mamak banyak nggak yang bisa baca tulis?
PATIH
Sudah ada. dari tahun 99. Saya (izinkan) masukkan program pemerintah
untuk memberantas buta huruf untuk adik-adik saya
Talang mamak kan bukan hanya ada di Jambi, ada yang di Riau juga. Nah
itu kan suku talang mamak yang di Riau ada beberapa bagian hutannya yang sudah
menjadi kebun kelapa sawit, jadi dijual.. Apa pendapat Pak Patih?
PATIH
Ini makanya saya harus bisa pertahankan hutan. Hutan ini bagi
masyarakat banyak budayanya. Di dalam ada hidup di dalam lingkungan hutan itu,
dan beberapa jenis hewan hidupnya di dalam hutan, masyarakat kami juga hidupnya
di dalam hutan.
Kalau hutan itu kami masukkan dan izinkan itu pemberi penggusuran
hutan, hewan kami habis. Dan kami juga mau hidupnya di mana? Mau ke kota kami?
Memberantas buta huruf dan tulis baca… jadi akhirnya mati kalau kami tidak bisa
pertahankan hutan.
Jadi saya, macam manapun hambatan istilahnya … saya, saya harus memihak
saya tindakan hutan saya jangan sampai habis.
LORI
Jadi, menurut pak Patih sendiri talang mamak dan hutan tidak bisa
dipisahkan?
PATIH
Tidak bisa dipisahkan.
LORI
Kalau dengan banyaknya orang-orang yang mulai melirik lingkungan tempat bapak
tinggal ini sebagai sasaran untuk menjadi kebun kelapa sawit berikutnya, adakah
keresahan?
PATIH
Kalau saya tidak akan terpancing dengan lahan perkebunan sawit, atau
perkebunan kayu akasia. Saya tidak akan terpancing, saya tetap pertahankan
hutan saya.
No comments:
Post a Comment