semangat belajar seorang siswa di pegunungan Papua...kau akan menghargai sesuatu saat butuh perjuangan mendapatkannya |
Sebenarnya ada cerita menarik mengenai Dr. Lie. Tapi aku
pengen ceritain dulu tentang lokasi tujuan kami: Tambrauw.
Rencananya begini, kami (aku dan 2 cameraman) akan menempuh
rute Jakarta – Makassar – Sorong (jalur udara). Kemudian melanjutkan rute Sorong
– Tambrauw selama 8-10 jam (jalur laut). Bisa dikatakan, lebih cepat sampai
Rajaampat (2-3 jam) ketimbang sampai ke Tambrauw.
Kalau kamu search di google, kamu akan sadar ngga banyak
info mengenai Tambrauw….bahkan di Wikipedia. Memang ini adalah kabupaten baru –
hasil pemekaran. Berdiri tahun 2008, dan baru punya bupati tahun 2012. Jadi,
memang terlalu banyak infrastruktur yang ngga ada disana. Jangan tanyakan apakah
disana ada rumah sakit, mini market, atau pom bensin. Jalanan dan jembatan pun
baru dibangun dalam 2 tahun terakhir…..dan itu tidak mudah untuk kabupaten
dengan luas sekitar 5000 km2.
mungkin inilah kantor terbesar di Tambrauw untuk saat ini... |
Mungkin seperti anak yang diceritakan Dr. Lie – mereka akan
menempuh jalur darat maupun laut berhari-hari untuk mencapai fasilitas
kesehatan…..yang seharusnya disediakan pemerintah untuk rakyatnya.
Aku berkesempatan bertemu dengan bupati daerah ini – Gabriel
Asem. Pendidikan telah membuka pikirannya untuk merancang banyak hal bagi
Tambrauw. Namun yang membuatku miris adalah, Gabriel harus mengeluarkan ratusan
juta rupiah dari kas daerah dan dana otonomi khusus untuk membangun tower
telekomunikasi di daerahnya yang terisolir itu. Kemana Telkom dan Telkomsel
yang seharusnya menjadi swasta yang berpatner dengan pemerintah? Lalu bagaimana
dengan PLN? Kenapa mereka masih sibuk mengurusi galian kabel di berbagai daerah
di pulau Jawa yang ngga kunjung beres?
inilah ibukota sementara Tambrauw...masih sangat sederhana... |
Daerah-daerah seperti Tambrauw (dan kita masih memiliki
banyak di Kalimantan, Nusa Tenggara, dan beberapa bagian Sumatra) membutuhkan
dukungan kita. Ngga selalu pemerintah…. Swasta, professional (sangat) dapat
berpartisipasi di dalamnya. Ngga hanya uang….tenaga, ide, pendidikan,
kreatifitas dibutuhkan untuk memecahkan kebuntuan yang ada…
Dr. Lie hanyalah 1 dari beberapa orang yang mencoba untuk
menembus keterbatasan itu. Bahkan jauh sebelum RSA ada, Dr. Lie dan sejumlah
dokter yang tergabung dalam organisasi nirlaba DoctorShare mengadakan
penyuluhan kesehatan dan pengobatan gratis di berbagai daerah yang cukup sulit
dijangkau oleh fasilitas kesehatan.
Gabriel Asem bertemu dengan warga |
LORI
jika melihat bahwa misi anda adalah misi kemanusiaan, apakah
memang dari awal anda tidak berfikir bahwa memang awalnya menjadi dokter itu
adalah pekerjaan yang orang pikirkan pada umumnya -- bahwa kita bekerja untuk menghasilkan uang, untuk belanja ,
untuk menyekolahkan anak? Apakah sebenarnya dari awal juga anda
berpikir menjadi dokter itu misi kemanusiaan?
DR. LIE
jadi seorang dokter adalah sebuah yang mulia, profesi dokter
itu inheren dengan kegiatan kita untuk menolong sesama manusia. Kalau kita
tujuannya kita adalah untuk menolong sesama manusia, bahwa kita butuhkan uang,
itu betul. Tapi jangan jadikan itu sebagai tujuan utama.
LORI
inspirasi anda dulu untuk menjadi seorang dokter itu apa?
Kalau keluarga anda sendiri, ternyata ayah anda bukan seorang dokter.
DR. LIE
adik saya meninggal dalam usia yang sangat muda. Adik saya
itu satu tahun lebih muda dari saya. Dan ketika berusia setahun lebih meninggal
karena diare dan tidak ada pertolongan saat itu. Dan mulai kecil saya sudah
mulai merasakan, kalau saja ada dokter yang bisa membantu barangkali adik saya
tidak meninggal. Dan itu menjadi pemicu bagi saya untuk menjadi dokter di
kemudian hari.
LORI
apa pendapat dokter lie mengenai tenaga medis atau
dokter-dokter yang ada di indo?
DR. LIE
konsultasi keluhan, analisa penyakit, ambil deh obatnya.... |
LORI
adanya tenaga medis
DR. LIE
kalau kita dengar “paman” -- mereka katakan paman-paman
disini -- itu singkatan dari pak mantri. Mereka sangat menghargai pak
mantri-pak mantri tersebut. Karena tenaga mereka sangat dibutuhkan. Saya kenal
di misool itu seorang paman yang sudah 70an usianya,tapi bantuannya sangat di
dambakan penduduk daerah, penduduk setempat.
LORI
kalau menurut anda untuk wilayah seluas tambrauw ini
sebenarnya membutuhkan berapa tenaga medis, atau paling engga berapa dokter?
DR. LIE
saya engga atau berapa persisnya jumlah penduduk disini atau
berapa luas daerahnya, kalau kita lihat disini bukan hanya jumlah penduduknya.
Kalau kita pakai jumlah penduduknya sebagai acuan barangkali kita bisa membikin
keputusan yang salah.
Kita lihat medan yang
begitu sulit kita melihat bagaimana penduduk ini tinggalnya terpencar. Ada yang
di daerah pesisir, ada yang di pegunungan gimana kita menjangkaunya. Jadi
infrastruktur yang masih jauh dari baik ini, antara lain harus masuk dalam
hitungan pada saat kita menempatkan tenaga medis di suuatu daerah.
indonesia adalah suatu negara besar, indonesia adalah suatu
negara dengan penduduknya yang banyak, jadi kalau kita pakai satu indikator
dari jumlah penduduk saja saya rasa masih kurang. Kita harus mempertimbangkan
luas daerah, situasi transportasi dan lain-lain.
anda membawa dokter-dokter muda kesini, bagaimana anda
membagi inspirasi itu kepada mereka?
DR. LIE
salah satu sebab kenapa dokter share didirikan adalah untuk
memberikan semacam kesempatan kepada kolega-kolega muda ini untuk bergabung di
dalam sebuah wadah, dimana kita sepakat bahwa sebagai seorang dokter tugas kita
adalah melayani pasien. Bahwa kita membutuhkan uang, itu betul. Tapi tujuan
utama bukanlah mencari uang. Melayani pasien. Uang kita butuhkan tapi kita
peroleh dengan cara yang jujur dan lebih elegan.
LORI
dokter ini anda memiliki satu kapal untuk operasi seluruh
indonesia meskipun saat ini lebih banyak berlayar di indonesia timur, apa visi
anda kedepan untuk rs apung ini?
DR. LIE
pertama-pertama lori, anda mengatakan saya memiliki sebuah
kapal -- bukan saya memiliki sebuah kapal, kita memiliki sebuah rumah sakit
apung. Kapal ini didedikasikan untuk indonesia. Saya nggak pernah merasakan
kapal ini milik saya pribadi
Kedua, kalau kita berpendapat bahwa rumah sakit apung adalah
satu solusi menjembatani atau untuk mengejar ketinggalan kita di bidang medis,
jelas jumlah yang satu ini masih jauh dari kurang. Kami mendapat hadian sebuah
kapal, kapal ini sedang di rombak untuk menjadi rumah sakit apung yang kedua.
LORI
jadi kita akan punya dua?
DR. LIE
kita akan punya dua.
LORI
dan semuanya ini akan menjembatani pulau-pulau terpencil di
indonesia?
DR. LIE
kita akan berusaha untuk memberikan bantuan, bantuan medis
yang mereka dambakan terutama bagi saudara-saudara kita yang tinggal di tempat
terpencil.
No comments:
Post a Comment