Bangun pagi, badan pegel-pegel. Harap maklum, kemarin baru dikocok-kocok di mobil. Sebelum anggota tim lain keburu bangun, cepetan ngacir ke kamar mandi (tips buat yang pergi dalam rombongan dengan fasilitas seadanya)
Di kecamatan Senaning warganya tidak banyak. Mungkin hanya sekitar 1500an jiwa. Disini ada belasan sekolah SD. Ada sekitar 7 SMP, lalu 1 SMA. Rata-rata warga yang berumur
di atas 30 tahun adalah lulusan SD. Tapi
anak mudanya
sekarang banyak yg
lulusan SMP. Cuma sedikit yg SMA
(ngga heran sekolahnya Cuma satu).
salah satu warga yang mengantar kami berkeliling....yang menarik perhatianku adalah...kaosnya;) |
Dan…perjalanan pun kami lanjutkan. Dari kecamatan,
butuh 3-3,5 jam perjalanan mobil untuk sampai ke Sungai Kelik. Status jalanan: hancur, seperti sebelumnya. Di tengah
perjalanan, kami sempat mampir ke kantor kecamatan (yang didirikan dengan dana kementrian
dalam negeri) plus rumah-rumah pegawai dan pasar (yang didirikan dengan dana kementrian
perdagangan). Bangunan-bangunan itu didirikan tahun 2011, tapi ngga ada yang menghuni sampe sekarang. Cuma
ditinggali hantu doank. Kenapa? Saat kami
tanyakan, jawabannya kira-kira gini,”Karena ngga ada
aliran listrik dan airnya. Jadi siapa juga yang mau tinggal disana?? “.
Ok…perjalanan dilanjutkan. Kali ini agak ribet memang. Kami sampai Sungai Kelik, nyebrang sedikit, trus melintas hutan dan mendaki bukit untuk sampai ke pos penjagaan TNI.
Dalam perjalanan, 2 ibu-ibu PNS
dari kabupaten menyerah dan memilih balik kanan. Perjalanannya memang cukup
berat. Aku Cuma berharap ngga sampai pingsan di jalan (>.<)
warga yang berpapasan dengan kami saat akan nyebrang sungai |
Menurut TNI yang bersama kami ke perbatasan, sekarang sudah nyaris tidak
ada illegal logging (khusus wilayah yang kami kunjungi lho…klo di desa-desa
tetangga, ngga ada jaminan). Tapi jalur illegal logging yang ada dari
tahun 1980an, yang dibuat oleh orang-orang Malaysia, masih bisa dilihat jejaknya hingga sekarang. Pencegahan apa yang
dilakukan, sampai-sampai illegal logging di wilayah itu dapat menurun drastic? Ternyata
jawabannya simple: karena pohon-pohon batang besarnya
udah nyaris habis, yang tersisa
tinggal yang
pohon muda dengan batang yang slim….
No comments:
Post a Comment