Wednesday, June 12, 2013

360: THE JUPITER

Mereka menamakan diri sebagai Jupiter. Dari mana asal nama itu? Seseorang pernah membisikkan pada saya, mengaku “Jupiter” bukanlah istilah yang muluk-muluk -- hanya berupa singkatan dari “Juru terbang PInTER” (come on...it can’t be that simple...:D). Akhirnya nama Jupiter menjadi semacam panggilan bagi para penerbang yang mengajar di Lanud Adi Sucipto.

aksi Jupiter di angkasa

Hati saya tergetar melihat aksi mereka di langit bandara Adi Sucipto, Yogyakarta. Enam buah pesawat propeler beraksi dengan berbagai formasi, rata-rata dengan jarak yang sangat dekat – hanya selisih 4 meter antara pesawat 1 dengan yang lainnya.

Formasi rumit, berbahaya, namun indah memukau mata itu, bukannya disiapkan dalam waktu singkat. Setidaknya membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk mempersiapkan atraksi tersebut. Terlebih jelang penampilan mereka di Langkawi, Malaysia, atraksi yang disebut aerobatik itu dilatih hampir setiap hari.

apakah anda melihat tanda-tanda kelelahan???

Selama beberapa hari mendalami tentang Jupiter, membuat saya tertawa di dalam hati – karena melihat hal-hal kontradiktif yang terjadi.

Saat melihat mereka turun dari pesawat dengan gagahnya setelah aksi aerobatik, padahal tubuh mereka mengalami kelelahan yang luar biasa karena tertekan gaya G (gravitasi) berkali-kali lipat selama terbang. Atau di saat banyak orang memberikan penghormatan layaknya artis bagi para penerbang, padahal kesuksesan penerbangan mereka nyatanya tak lepas dari peran ground crew yang melakukan check pra-flight yang ada di darat. Atau....bahkan saat melihat rumah maupun kendaraan pribadi para penerbang yang ternyata sangatlah sederhana, padahal setiap harinya dalam berlatih mereka telah mempertaruhkan sesuatu yang tak ternilai....nyawa mereka sendiri. Dan meskipun para penerbang ini mengaku ada semacam pengaturan gizi bagi mereka – untuk menunjukkan bahwa negara ini masih memelihara mereka --  jangan harap standar makanannya sama dengan makanan atlet di Senayan. Dengan segala keterbatasan, mereka punya pantangan minum-minuman alkohol, merokok, sakit gigi, ataupun flu sejak 2 hari jelang penerbangan (so....what do you think....-.-)

ground crew kala beristirahat

Di saat masalah remunerasi maupun kesejahteraan selalu menjadi topik pembahasan bagi para prajurit (yang mungkin masih akan berlangsung hingga seperempat abad mendatang:p) , namun bagi sebagian orang seperti Dedi Susanto (Ketua Tim Jupiter saat itu), beraksi di udara adalah suatu kebanggaan untuk membawa nama Indonesia. Well, harus diakui, mudah untuk bangga saat hidup kita dalam jaminan yang prima atau bernaung di suatu nama besar yang membanggakan. Namun saat kebanggaan bisa tetap ditonjolkan  -- saat para prajurit ini masih berjuang untuk hidup sejahtera, dan saat nama Indonesia tidaklah harum (mungkin telah sedikit tertolong sejak 2008 pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa tetap positif, kala AS dan Eropa anjlok) – itu bermakna lebih dalam....itu adalah KESETIAAN. Hal itu mengingatkan saya pada kalimat orang bijak “...banyak orang menyebut diri baik hati, tetapi orang yang setia, siapakah menemukannya?...”

sesaat sebelum terbang

Berikut adalah cuplikan wawancara saya dengan sang ketua tim aerobatik:

LORI:
Baru2 ini tim jupiter pulang dari Langkawi untuk melakukan aerobatic.Mungkin bisa diceritakan bagaimana perjalanannya mulai dari jogjakarta hingga bisa ke Langkawi?
DEDI:
Kita mulai perjalanan pada tanggal 23 Maret, ya. Dalam perjalanan itu kita menempuh 6 leg, mulai dari adisucipto – halim -- palembang -- pekanbaru -- medan dan ke langkawi. Perjalanan sendiri kita tempuh dalam waktu 2 hari. Kita bermalam di Pekabaru.
Kemudian selama di Langkawi itu kita sekitar 7 haridan setiap hari itu kita tampil 1 x. Dan hari terakhir itu, kita sehari 2x kita tampil
LORI:
Sehari sampai 2x. Mungkin bisa diceritakan juga untuk menampilkan aerobatic seperti yang ditampilkan di Langkawi, kita membutuhkan berapa crew dan saat berangkat kemarin membutuhkan berapa hercules, Pak?
DEDI:
Untuk kegiatan Langkawi kemarin kita terdiri dari 12 penerbang -- dimana ada 6 penerbang utama, dan 6 penerbang lagi untuk membantu kegiatan kita selama berada disana. Sedangkan kita untuk ground crew sendiri kita membawa 35 ground crew, termasuk dokter disana 1.
LORI:
bagaimana reaksi penonton yang menyaksikan aerobatic team indonesia disana?
DEDI:
Pada dasarnya mereka surprise dan baru tau, ya, bahwa bangsa Indonesia memiliki tim aerobatic,.. termasuk para penerbang yang ada disana. Termasuk penerbang dari Rusia, Amerika, Perancis ...mereka baru tau klo Indonesia punya tim aerobatik.
Tanggapannya adalah mereka cukup terkesan dengan Indonesia punya tim aerobatic dalam waktu yang singkat. TNI AU khususnya-- bangsa indonesia juga ya -- bisa mencetak suatu tim yang cukup dibilang profesionalmenurut mereka, dalam waktu yang sangat singkat.
LORI:
Berapa tahun sebenarnya, pak, untuk mempersiapkan?
DEDI:
Sebenarnya tim ini mulai kita rintis tahun 2008, ya. Pada saat itu kita baru mencoba2 dengan 2,3, sampai 4 pesawat. Kemudian baru kita serius membentuk tim, saat Kepala staff TNI AU -- pada saat itu bapak Imam Sufaat -- memerintahkan 2 penerbang kita untuk belajar ke Australia -- ke roelet arobatic team.
Kami tidak cukup lengah. Hanya butuh waktu 1 minggu kita belajar disana….bagaimana memanage suatu tim aerobatic, bagaimana exercise itu dilakukan. Dan hanya dalam 1 minggu -- hanya dapat kira2 9 jam disana untuk belajar aerobatic. Sekembalinya dari roelet2 penerbang kita menularkan ilmunya dan tim ini mulai dibentuk perlahan2dan mulai tampil pertama pada bulan April tahun 2011
LORI:
Di?
DEDI:
Di Jakarta...untukHUT TNI AU
LORI:
bagaimana perjalanannya menjadi tim jupiter?
DEDI:
Sebenarnya perjalanan untuk menjadi penerbang tim aerobatik cukup panjang jika ditarik ke belakang -- mulai dari Taruna AU, kita 3 tahun disana.
Kemudian kita lulus akademi AU, kita diseleksi untuk menjadi siswa penerbang.
Kemudian siswa penerbang melewati rangkaian penerbangan 1 tahun-- sebanyak 180 jam terbang.
Kemudian begitu seorang penerbang ini lulusakan dibagi ke squadron2 udara. Selama kurun waktu itupenerbang2 ini menjadi seorang wing man,Element leader, co-pilo,t ataupun kapten pilot -- itu kira2 waktunya 7-8 tahun.
Kemudian mereka diberi kesempatan untuk mengikuti sekolah instruktur penerbang
LORI:
Jadi itu untuk mengikuti sekolah instruktur penerbang?
DEDI:
Jadi butuh waktu 7-8 tahun untuk mereka punya pengalaman di squadron udara, baru mereka diikutkan untuk mengikuti pendidikan. Lama pendidikan di sekolah instruktur penerbang berkisar antara 6 bulan. Membutuhkan waktu..70 jam terbang,setelah itu mereka baru akan jadi seorang instruktur penerbang.
Begitu mereka menjadi seorang instruktur penerbang mereka memiliki jam terbang bersama pesawat KT won bee -- kira2 150 jam terbang.
Kita tawarkan kepada seluruh instruktur di pendidikan terbang, siapa yang berminat menjadi anggota team.
Mereka akan mendaftar.
Kemudian kita seleksi satu per satu. Kita kasi kesempatan mereka 5 jam untuk menunjukkan kemampuan apa yang mereka punyakita melihat saja.
Kemudian setelah 5 jamyang kita anggap mereka punya kans untuk menjadi anggota team aerobatic, kita tambahkan 10 jam dengan 2 pesawat.
Nah dari 2 pesaawat ini kita bisa ambil kesimpulan apakah penerbang ini bisa lanjut atau tidak menjadi anggota tim aerobatic.
Jadi sebenarnya waktunya cukup panjang. Untuk saya pribadi ketika saya lulus dari taruna hingga saya menjadi member dari tim aerobaticsaya butuh waktu 14 tahun..
LORI:
Woww...ok.. cukup lama. Tapi menarik sekali waktu pak dedi bilang butuh 14 tahun untuk bisa masuk. Berarti khan mengalami tes itu. apa yang menjadi motivasi anda pribadi untuk bisa menjadi anggota tim aeobatic?
DEDI:
Bagi saya, saya sudah menjadi penerbang tempur sebelumnya. Ilmu saya di penerbang tempur sudah khatam-- sampai pada batas2tertentu disitu khan . Yang menjadi motivasi saya adalah mungkin banyak penerbang tempur menerbangkan pesawattapi tidak semua penerbang punya kesempatan untuk menjadi penerbang tim aerobatik. Karena memang, sekali lagi, ada seleksi2 untuk mejadi member tim aerobatik
LORI:
Apabila dilihat dari motivasi anda sendiri untuk menjadi anggota tim aerobatic, adakah motivasi pribadi? Seperti dorongan dari anak, istri, atau ada suatu nilai ttt untuk menjadi anggota tim aerobatic?
DEDI:
Motivasi saya cuma 1. Saya ingin berbuat untuk TNI AU dan bisa jadi kebanggaan bagi keluarga saya… itu saja

LORI:
Oke. Pentingkah suatu angkatan militer atau AU untuk memiliki suatu tim aerobatic? Apakah ini hanya untuk mengisi acara hari2 ulang tahun seperti itu, atau sebenarnya ada nilai prestige tertentu?
DEDI
Kalau kita katakan penting atau tidak relative -- dari sisi mana kita melihat. Namun apabila kita melihat, pada dasarnya suatu angkatan udara akan terlihat professional tidaknya -- atau memiliki nilai lebih dari angkatan udara yang lain -- saat dia memiliki tim aerobatic. Bisa dilihat di negara2 maju yang memiliki angkatan udara yang kuat. Mereka pasti punya tim aerobatik
LORI:
Pasti punya
DEDI:
Pasti punya tim aerobatik.  Dan ini bisa dikatakan bahwa tingkat profesionalisme – memang itu tidak menggambarkan semuanya -- tingkat profesionalisme angkatan udara di suatu negara itu bisa kita nilai, dengan mereka memiliki tim aerobatic atau tidak -- bisa dikatakan seperti itu.
LORI:
Ok. Dan masuk golongan manakah tim aerobatic Indonesia untuk saat ini?
DEDI:
Kita tidak bisa terlalu membaggakan diri ya karena yang menilai orang lain. Yang jelas kita….
LORI:
Sejauh yang anda dengar?
DEDI:
Ya sejauh yang kita dengar adalah ketika kita ke Thailand  atau ke Malaysia, ketika mereka berbincang2 “...ahhh…memang kita belum bisa seperti jupiter karena sudah kelas dunia.” Padahal kita tidak pernah berpikir seperti itu sebenarnya
LORI:
Padahal kita baru 5 tahun…
DEDI:
Haha…kita yaaa..bisa dikatakan baru lahir kemarin sebenarnya
LORI:
Sejauh ini meskipun tim Jupiter baru berdiri tahun 2008 tapi pastinya Ada orang yang silih berganti seperti yang anda katakana menjadi anggota tim aerobatic dari AU …kurang lebih mulai dari 2008 hingga hari ini…sebenarnya kita sudah mencetak berapa penerbang untuk aerobatic, pak?
DEDI:
Tahun 2008 itu kita ada 4 member pada sat itu. Kemudian tahun 2011 itu ada 6 penerbang. Dimana dari 6 penerbang itu 4 penerbang baru. Kenudian 2011 akhir, dari 6 itu, kita cetak 4 lagi yang baru. Jadi kira2…kita sudah mencetak 15 penerbang tim aerobatic di AU untuk Jupiter ini
LORI:
Apakah anda memiliki visi untuk mencetak sekian penerbang aerobatic?
DEDI:
Harapan saya adalah tim ini bisa berjalan terus tetap ada ya regenerasinya tetap jalan…kemudian dan tetap menjadi duta bukan hanya duta TNI angkatan udara tetapi juga duta bangsa Indonesia karena di kalangan penerbang2 luar di kalangan pers luar termasuk fotografer2 internasional…the Jupiter sudah dari Indonesia. Jadi jangan sampai nama ini hilang begitu saja hilang…begitu saja karena kurangnya dukungan dari pemerintah dalam hal ini mungkin karena kesiapan pesawat dan sebagainyaLORI:
Kenapa memberi nama Jupiter? Banyak orang tidak tahu Apa sebenarnya falsafah di balik nama itu
DEDI:
Jupiter ini sebenarnya kalau kita liat itu adalah Nama dewa pendidikan yang saya sendiri tidak tau itu jadisaya dapatkan nama itu. Jadi sebenarnya itu nama dewa pendidikan. Kemudian Jupiter ini…menjadi konsen atau panggilan bagi instruktur dan setiap instruktur yang mengajar di lanud adi sucipto ia …akan mendapatkan Jupiter number mulai dari Jupiter 01 dan sekarang sudah ada Jupiter 777 number.
LORI:
Jadi sebenarnya sudah lebih dari yang 15 itu
DEDI:
Ya…ya..kita sekarang sudah punya lebih dari 777 jupiter number di jogja nah Jupiter itu karena kita berasal dari instruktur penerbang makanya tim aerobatic ini kita namakan jupiter…karena kalau kenapa kita pakai tim Jupiter?...hampir semua penerbang angkatan udara itu adalah menjadi instruktur penerbang. sehingga Jupiter aerobatic team ini milik seluruh angkatan udara…sehingga kebanggan itu akan menjadi kebanggaan semua penerbang angkatan udara. Namun begitu misalkan tim Jupiter ini atau tim aerobatic ini .hanya menjadi kebanggaan suatu skuadron udara saja…mungki penerbang yang lain tidak ada rasa memiliki makanya ini yang ingin kita pertahankan bahwa Jupiter aerobatic team ini menjadi kebanggaan semua penerbang angkatan AU, karena semua penerbang AU pasti akan melewati instruktur penerbang
LORI:
Ok..pak dedy. Tadi menyatakan anda berangkat dari menjadi pilot pesawat tempur. Dan mungkin anggota tim aerobatic yang lain juga demikian. Apa perbedaan skill yang diasah dari menjadi pilot pesawat tempur, dengan menjadi tim aerobatic yang menjalankan pesawat latih?
DEDI:
Ketik kita menjadi penerbang pesawat tempur, yang dilatih kepada kita adalah bagaimana menggunakan pesawat ini sebagai senjata. Kemudian manuver2 yang kita lakukan -- baik itu DVR atau visual dog fight -- itu bagaimana supaya kita bisa membunuh atau menembak lawan, dan berada di belakang.
Sebenarnya pada dasarnya manuver yang digunakan untuk tim aerobatic ini adalah manuver2 dasar pertempuran udara -- seperti loop, clover leaf, rolling, dsb -- itu sebenarnya adalah maneuver pertempuran udara.
Namun bedanya saat maneuver ini harus kita jadikan atau combain jadi satu ,sehingga harus kita laksanakan lebih dari 2 pesawat -- dalam arti 6 pesawat. Nah disitulah kita harus – kita butuhkan kepervcayaan, kemudian keserasian --pengalaman masing2 member yang berbeda akan membuat tim ini sedikit berbeda. Ketika misalkan ada peremajaan , dsb. Itu yang harus kita perhatikan, ketika kita membentuk suatu tim aerobatic. Karena penanganan tiap2 member itu tidak sama
LORI:
Dan bagaimana pengalaman anda sebagai leader dari 5 anggota lainnya?
DEDI:
Saya menjadi leader, sebelumnya  saya pernah jadi nomor 3 dan nomor 5. Pengalaman saya yang menarik ketika menjadi leader, bagaimana memanage flight ini -- karena saya selama menjadi leader sudah berganti 4 member sebenarnya --  dan saya harus menyiapkan member2 baru karena kan memang member dari jupiter aerobatic team ini khan g selamanya bisa disana..ketika member ini harus sekolah  kemudian dia harus pindah tugas dalam rangka tour of duty mau tidak mau kita harus menyiapkan penerbang2 yang lain untuk menjadi tim aerobatic. .nah ini sebenarnya tantangan buat saya khususnya sebagai leader  bagaimana untuk menyiapkan...pengganti2 mereka. Khususnya juga menyiapkan leder2 pengganti saya
LORI:
Kan tidak mudah memanage suatu tim dengan latar yang berbeda. Padahal disaat anda melakukan aksi dalam aerobatic dibtuhkan konsentrasi yang tinggi dan taruhannya adalah nyawa anda sendiri dan anggota tim lainnya. Bagaimana anda memanage itu semua?
DEDI:
Yahh memang seperti yang saya sampaikan di awal tadi tim ini Butuh rasa pervata diri dan kebersamaan…tapi sebenarnya cukup mudah kalau ada permasalahan di tim aerobatic ini kan di militer itu kan jelas pangkatnya…eee…siapa berbuat apa itu sebenarnya jelas…ketika ada permasalahan di tim ini seorang bawahan atau seorang wing man terhadap leader itu stratanya dan
…tugas sebagai leader adalah itu tadi bagaimana mengambil jalan tengah ketika…ada permasalahan dalam tim ini dalam tanda kutip permasalahan itu adalah teknis2 melaksanakan maneuver… dan ini biasanya teknis2 ini ada debatable dan kita harus cari yang jelas koridor kita adalah…safety itu setiap kali kita melaksanakan maneuver itu safety…dan menurut saya tidak ada kesulitan ketika ada permasalahan dalam tim ini
LORI:
Jadi selama ini selalu berhasil
DEDI:
Ya
LORI:
Bagaimana rasanya menjadi duta dari bangsa Indonesia? Anda yang seorang pilot pesawat tempur yang sebenarnya berfungsi untuk berperang tiba2 fungsinya berubah 180 derajad berbalik menjadi semacam….artis, begitu?
DEDI:
Saya juga tidak pernah bermimpi duku bahwa saya akan menjadi seorang leader tim aerobatic indonesia…dan saya juga tidak pernah bermimpi membawa skuadron saya ke Thailand ke Malaysia dan beberapa negara. Namun rasa bangga itu yang membuat kita setiap kali melaksanakan misi ini dengan berbuat yang terbaik namun kita selalu preapare untuk yang terburuk. …itu yang selalu saya tanamkan kepada semua member tim Jupiter sehingga kita tidak jadi besra kepala dan tidak over confident boleh kita bangga tetapi tidak membanggakan diri itu yang selalu saya tekankan boleh bangga tapi…jangan sampai membanggakan diri biar orang yang melihat dan menilai kita karena…kita tidak bisa menilai diri kita sendiri sebagai duta juga cukup berat bagi…tim Jupiter ya ketika kita harus move ke suatu negara karena kita membawa nama bangsa dan nama baik bangsa profesionalisme penerbang Indonesia itu khan dipertaruhkan disitu. Nah itu yang selalu say sampaikan kepada seluruh member. Dan alhamdulilah melalui pengalaman yang ada…member2 ini  cukup bisa menekan adrenaline menekan rasa streessnya karena mereka menganggap siapa pun yang menonton itu ya kita anggap tidak ada penonton seperti latihan..hari2 biasa
LoRI:
O, ya…sampai sebegitunya…Apakah kebanggaan dan idealism itu cukup untuk membuat anda dan rekan2 lainnya mempertaruhkan nyawa di atas sana?
DEDI:
Ya..karena ini sebuah pilihan ya. Apapun yang terjadi semua khan sudah ada resikonya. Dan .kita yakin tidak ada daun yang jatuh kalau tidak seizing yang maha kuasa . jadi semuanya sudah pasti ada yang ngatur.
LORI:
Oke. Anda bisa menceritakan salah satu Pengalaman yang berkesan mungkin  selama latihan dan beraksi di dalam tim Jupiter ini
DEDI:
Hamper semua pengalaman berkesan. Tapi pengalaman yang paling berkesan adalah memang ketika kita menjadi duta bangsa dan kita berada di negara lain rasanya bahwa…ini lho bangsa Indonesia. Jadi kebanggaan menjadi bangsa Indonesia…itu ada di situ lebih dan melebihi kita berada di dalam negeri sendiri dan itu yang tidak bisa didapatkan oleh setiap insane atau prajurit atau penerbang  TNI AU yang lain…ketika kita tim aerobatic harus pergi ke negara lain. Inilah pengalaman yang mungkin tidak dirasakan oleh semua penerbang
LORI:
Seperti yang anda katakana tadi bagaimanapun juga Yang namanya anggotab tim Jupiter ini akan silih berganti…dan itu juga akan berlaku di jenjang karier anda. Apa yang menjadi anda setelah mungkin anda tidak lagi bergabung dengan tim aerobatic Jupiter?
DEDI:
Harapan saya adalah untuk adik2 penerus nanti..tradisi Jupiter aerobatic team ini harus tetap diteruskan, ya kemudian pelajaran yang sudah ada pengalaman yang sudah ada ini mahal karena kita butuh waktu yang lama…untuk mencari pengalaman ini. Nah ketika ini berhenti kita menggalinya akan sulit. Sehingga harapan kami adalah pengalaman dan…kemampuan yang sudah ada ini bisa diteruskan dan tim ini tetap menjadi tim aerobatic AU sampai kapan pun…dan mudah2an tidak putus ini harapan kami

Foto by Edi Pras.

No comments:

Post a Comment