Saturday, December 1, 2012

Dubai: Seni Mengemudi ala Dubai



yahh..klo mobilnya kayak gini, ngga heran lah, ya..:p
Kemarin sebuah peristiwa menggegerkan terjadi. Sebuah kecelakaan berlangsung di Dubai -- tepatnya di jalan raya menuju ibukota, Abu Dhabi. Kecelakaan itu berupa tabrakan mobil beruntun yang melibatkan 127 kendaraan!! Setidaknya 1 orang korban tewas di tempat, 9 kritis, dan 61 orang lainnya luka-luka. Saking hebatnya kejadian tersebut, evakuasi korban bahkan harus menggunakan helikopter. Lalu petugas lalu lintas harus mengerahkan sekitar 100 armada untuk melerai 127 bangkai mobil yang bertumpukan di jalan. benar-benar tragis…

Hingga saat ini kronologis peristiwa tersebut belum kuketahui secara pasti. Tapi kabarnya karena jarak pandang pengemudi yang terganggu akibat tebalnya kabut – musim peralihan memang memungkinkan kabut begitu rendah turun hingga ke jalanan. Well, jika memang itu penyebabnya -- lalu ditambahkan dengan kebiasaan mengemudi penduduk di kota ini -- aku tidak akan heran.

Di Dubai, kamu akan melihat bagaimana ada banyak pengemudi mengendarai mobilnya dengan 'asal-asalan'. Yang kumaksud adalah, terkadang mereka berpindah ke lajur kanan-kiri sesuka hatinya. Semua orang melakukannya -- baik pendatang maupun penduduk asli. Selain itu, mereka suka mengemudi dengan kecepatan tinggi -- hingga 80-130 km/jam! Memang banyak faktor yang mendukung hal itu. Pertama, jalanan mereka lebar dan masih mampu menampung volume kendaraan yang ada di kota -- bahkan jalanannya lebih lebar dari jalan tol yang ada di Jakarta…believe me… Kedua, rata-rata mobil mereka keluaran Eropa, sehingga tetap nyaman dikendarai meskipun dengan kecepatan tinggi. Ketiga, mereka bahkan tidak mengurangi kecepatan saat akan berbelok atau putar-balik. Jadi ngga bakal heran kalau berkali-kali di jalan kamu akan mendengar bunyi ban berdecit -- seperti di film-film balap hollywood -- saat ada mobil akan belok atau berbalik-arah. Pertama kali kami mendengar decitan ban mobil saat berputar di daerah downtown, kami kira ada kecelakaan yang nyaris terjadi. Dan meskipun akhirnya kami mengetahui itu adalah kebiasaan penduduk setempat, tetap saja decitan ban mobil cenderung membuat kami menoleh dan mencari dari mana sumber suara berasal, takut-takut jika terjadi kecelakaan di sekitar kami.

Jadi, lagi-lagi, berita tersebut tidak cukup mengherankan. Memang faktor kabut dicampur
dengan gaya berkendaraan mereka bisa sangat mematikan.

Anyway, kita juga harus melihat di sisi lainnya. Kalau diperhatikan, jumlah korban tewas tergolong kecil sekali -- bahkan jumlah keseluruhan korban lebih kecil dari jumlah kendaraan yang rusak. Itu sebagai pertanda bahwa mereka patuh untuk menggunakan sabuk pengaman! Di
mobil-mobil Eropa keluaran sekarang memang biasanya dilengkapi dengan indicator penggunaan sabuk pengaman. Jadi kalau mobil sedang berjalan, dan disana duduk penumpang
yang tidak memakai sabuk, alat indikator akan langsung berbunyi, dan tidak akan berhenti sampai penumpang tersebut menggunakan sabuk pengaman. Sisi ini memang mengandung nilai positif. Selain itu, jika ada orang mau menyebrang jalan di Dubai -- dan kita menyeberang di zebra cross -- sekencang apapun sebuah mobil berlari, akan berhenti dan mempersilakan kita untuk menyebrang. Why? Karena disini ada peraturan jika ada seorang pejalan kaki tertabrak mobil, maka yang tertabrak harus mendapat ganti rugi sekian dirham (aku lupa berapa, yang jelas itu setara dengan puluhan juta rupiah!). See..?! Peraturan yang keras terkadang sangat diperlukan bahkan untuk mendisiplinkan masyarakat (catat itu!).

No comments:

Post a Comment